Saudara sebangsa se Tanah Air, Merdeka...Merdeka...Merdeka....!
Kita semua baru saja Memeperingati Detik-Detik Proklamasi Republik Indonesia.Di seluruh Indonesia acara ini dilaksanakan dengan penuh semangat, berbagai kreasi ,dan tradisi untuk mengenang jasa-jasa para pejuang Kedaulatan NKRI tercinta.Salah satu acara Wajib adalah Pengibaran Sang Merah Putih,yang dilaksanakan oleh Pasukan Pengibar Bendera.Mulai dari Paskibra Kecamatan , Kabupaten/Kota,Provinsi , Sampai Paskibraka(Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) di Istana Negara Jakarta.
Namun pernahkah kita tahu dan mengenal siapakah yang menjadi pelaku sejarah"Pengibar pertama Bendera Pusaka Sang Merah Putih kita itu?
Alhamdulillah tadi pagi sempat saya menyaksikan tayangan Liputan6 Pagi SCTV..berikut saya
lampirkan catatan acara tersebut. Semoga bermanfaat..!
17/08/2008 06:48 HUT RIKisah Pengibar Bendera 17 Agustus 1945
Liputan6.com, Jakarta: Kemerdekaan yang diraih Indonesia 63 tahun silam tentu tidak terlepas dari jasa para pejuang. Bukan hanya bertempur di medan perang, melainkan juga berperan dalam pengibaran Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1945. Dia adalah Ilyas Karim.
Pada reporter SCTV Mochammad Achir dalam Liputan 6 Pagi, Ahad (17/8), Ilyas Karim menjelaskan posisinya saat pengibaran bendera. "Sebagai pelepas bendera tepat di sebelah Fatmawati," kata Ilyas. Sementara sang pengerek bendera adalah Sudanco Singgih dan Latief Hadiningrat sebagai pemegang Bendera Pusaka.
Dikatakan Ilyas, situasi saat pengibaran bendera amat tenang. Orang-orang bertepuk tangan dan meneriakkan kata merdeka usai penaikkan bendera. Kemudian momen yang ditunggu tiba, pembacaan naskah Proklamasi oleh Soekarno. "Saat itu Jepang sudah mondar-mandir di Lapangan Banteng. Tapi dikawal tentara PETA tidak boleh masuk," ucap Ilyas menggambarkan keadaan.
Ilyas menyatakan kebanggaannya didaulat sebagai tim pengibar Sang Saka Merah Putih. Apalagi saat itu usianya masih 17 tahun. Sebenarnya tugas serupa setiap tahunnya dia lakukan ketika bersekolah di Tarbiyah, Banten. Namun alih-alih bendera RI, dia justru mengibarkan bendera Belanda untuk memperingati ulang tahun Ratu Yuliana.
Terlepas dari perannya di hari bersejarah itu, Ilyas menyayangkan sikap pemerintah. Hingga saat ini, pemerintah belum pernah memberikan penghargaan terhadap pejuang berusia 81 tahun ini. Namun ia tidak mempermasalahkannya. Ilyas hanya berharap generasi penerus betul-betul meneruskan yang telah dirintis para pejuang. "Laksanakan pemerintahan secara jujur, jangan sampai korupsi," tutur dia.(YNI/Mochammad Achir)
Liputan6.com, Jakarta: Kemerdekaan yang diraih Indonesia 63 tahun silam tentu tidak terlepas dari jasa para pejuang. Bukan hanya bertempur di medan perang, melainkan juga berperan dalam pengibaran Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1945. Dia adalah Ilyas Karim.
Pada reporter SCTV Mochammad Achir dalam Liputan 6 Pagi, Ahad (17/8), Ilyas Karim menjelaskan posisinya saat pengibaran bendera. "Sebagai pelepas bendera tepat di sebelah Fatmawati," kata Ilyas. Sementara sang pengerek bendera adalah Sudanco Singgih dan Latief Hadiningrat sebagai pemegang Bendera Pusaka.
Dikatakan Ilyas, situasi saat pengibaran bendera amat tenang. Orang-orang bertepuk tangan dan meneriakkan kata merdeka usai penaikkan bendera. Kemudian momen yang ditunggu tiba, pembacaan naskah Proklamasi oleh Soekarno. "Saat itu Jepang sudah mondar-mandir di Lapangan Banteng. Tapi dikawal tentara PETA tidak boleh masuk," ucap Ilyas menggambarkan keadaan.
Ilyas menyatakan kebanggaannya didaulat sebagai tim pengibar Sang Saka Merah Putih. Apalagi saat itu usianya masih 17 tahun. Sebenarnya tugas serupa setiap tahunnya dia lakukan ketika bersekolah di Tarbiyah, Banten. Namun alih-alih bendera RI, dia justru mengibarkan bendera Belanda untuk memperingati ulang tahun Ratu Yuliana.
Terlepas dari perannya di hari bersejarah itu, Ilyas menyayangkan sikap pemerintah. Hingga saat ini, pemerintah belum pernah memberikan penghargaan terhadap pejuang berusia 81 tahun ini. Namun ia tidak mempermasalahkannya. Ilyas hanya berharap generasi penerus betul-betul meneruskan yang telah dirintis para pejuang. "Laksanakan pemerintahan secara jujur, jangan sampai korupsi," tutur dia.(YNI/Mochammad Achir)